Pages

Subscribe:

Rabu, 08 Februari 2012

Bahaya Syirik


Assalamu'alaikum wr wb, selamat malam semuanya kali ini saya akan memostingkan beberapa bahaya dari syirik.  ini sangat penting bagi kita, karena syirik merupakan dosa besar, jadi kita harus menjauhinya.

Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia Telah berbuat dosa yang besar. (QS. An Nisa: 48)
Al Kholil Ibrohim alaihissalam berkata:
وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ
“.. dan jauhkanlah Aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (QS. Ibrohim: 35)
Diriwayatkan dalam satu hadits, Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:
إن أخوف ما أخاف عليكم الشرك الأصغر قالوا: يا رسول الله وما الشرك الأصغر ؟ قال الرياء
“Sesuatu yang paling aku khawatirkan kepada kalian adalah perbuatan syirik kecil. Para shohabat bertanya: Ya Rosululloh, apakah syirik kecil itu? Beliau menjawab: riya.” (HR. Ahmad)
Diriwayatkan dari shohabat Abdulloh bin Mas’ud rodiallohu anhu berkata: bahwa Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَدْعُوْ مِنْ دُوْنِ اللهِ نِدًّا دَخَلَ النَّارَ
“Barangsiapa mati dalam menyembah sesembahan selain Alloh sebagai tandingannya, maka masuklah ia kedalam neraka.” (HR. Bukhori)
Diriwayatkan oleh shohabat Jabir rodiallohu anhu bahwa Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:
من لقي الله لا يشرك به شيئا دخل الجنة و من لقيه يشرك به شيئا دخل النار
“Barangsiapa menemui Alloh dalam keadaan tidak berbuat syirik kepada-Nya sedikitpun, pasti masuk surga. Sedangkan barangsiapa menemui-Nya dalam keadaan berbuat sesuatu kesyirikan kepada-Nya, pasti masuk neraka.” (HR. Muslim)
Kandungan pada ayat-ayat dan hadits-hadits di atas:
1. Syirik adalah perbuatan dosa yang harus ditakuti dan dijauhi.
2. Riya termasuk perbuatan syirik.
3. Riya termasuk syirik ashghor (kecil. Jadi syirik terbagi menjadi dua macam; yaitu syirik akbar (besar): memperlakukan sesuatu selain Alloh sama dengan Alloh, dalam hal-hal yang merupakan hak khusus baginya.
Syirik asghor (kecil: perbuatan yang disebutkan didalam Al Qur’an dan Hadits sebagai suatu kesyirikan tetapi belum sampai ke tingkat syirik akbar.
Adapun perbedaan di antara keduanya:
  • Syirik akbar menghapus semua/ seluruh amal kebajikan, sedangkan syirik ashghor hanya menghapuskan amalan yang disertainya saja.
  • Syirik akbar mengakibatkan pelakunya kekal di dalam Neraka, sedangkan syirik ashghor tidak sampai demikian.
  • Syirik akbar menjadikan pelakunya keluar dari Islam, sedangkan syirik ashghor tidak menyebabkan pelakunya keluar dari Islam.
4. Syirik ashghor ini adalah perbuatan dosa yang paling dikhawatirkan oleh Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam terhadap para shohabatnya, padahal mereka itu adalah orang-orang sholih.
5. Surga dan neraka benar-benar ada, dan keduanya merupakan makhluk ciptaan Alloh subhanahu wa ta’ala.
6. Barangsiapa mati dalam keadaan tidak berbuat syirik kepada Alloh sedikitpun, ia dijanjikan masuk surga. Tetapi barangsiapa meninggal dalam keadaan menyekutukan Alloh, maka ia akan masuk neraka jahannam, sekalipun banyak sekali peribadatan yang telah ia kerjakan.
7. Masalah penting, yaitu: bahwa Nabi Ibrohim memohon kepada Alloh untuk dirinya dan anak cucunya supaya dijauhkan dari perbuatan menyembah berhala.
8. Nabi Ibrohim mengambil pelajaran dari keadaan sebagian besar manusia, yaitu: bahwa mereka itu adalah sebagaimana kata beliau:
رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ
“Ya Robbku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia….. (QS. Ibrohim: 36)
9. Bab ini mengandung tafsiran kalimat “La Ilaha Illalloh”.
10. Keutamaan bagi orang yang dirinya bersih dari syirik. Yaitu masuk surga yang penuh dengan kenikmatan yang tiada tara, belum pernah terbetik dalam pikiran, dilihat oleh mata manusia.
Definisi syirik adalah lawan kata dari tauhid, yaitu sikap menyekutukan Allah secara dzat, sifat, perbuatan, dan ibadah. Adapun syirik secara dzat adalah dengan meyakini bahwa dzat Allah seperti dzat makhlukNya.
Bahaya-bahaya Syirik
Perbuatan syirik sangat berbahaya. Berikut ini beberapa bahaya yang akan menimpa orang-orang pelaku syirik.
Pertama, syirik adalah kezhaliman yang nyata. Allah berfirman, “Innasy syirka ladzlumun adziim(sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar).” [QS. Luqman (31): 13]. Mengapa disebut kezhaliman yang besar? Sebab dengan berbuat syirik seseorang telah menjadikan dirinya sebagai hamba makhluk yang sama dengan dirinya yang tidak berdaya apa-apa.
Kedua, syirik merupakan sumber khurafat. Sebab, orang-orang yang meyakini bahwa selain Allah –seperti bintang, matahari, kayu besar dan lain sebagainya– bisa memberikan manfaat atau bahaya, berarti ia telah siap melakukan segala khurafat dengan mendatangi para dukun, kuburan-kuburan angker, dan mengalungkan jimat di lehernya.
Ketiga, syirik adalah sumber ketakutan dan kesengsaraan. Allah berfirman, “Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zhalim.” [QS. Ali Imran (3): 151]
Keempat, syirik merendahkan derajat kemanusiaan si pelakunya. Allah berfirman, “Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” [QS. Al-Hajj (22): 31]
Kelima, syirik menghancurkan kecerdasan manusia. Allah berfirman, “Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan. Dan mereka berkata, ‘Mereka itu adalah pemberi syafa`at kepada kami di sisi Allah.’ Katakanlah, ‘Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) di bumi?’ Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan (itu).” [QS. Yunus (10): 18]
Keenam, di akhirat nanti orang-orang musyrik tidak akan mendapatkan ampunan Allah dan akan masuk neraka selama-lamanya. Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” [QS. An-Nisaa' (4): 116]
Allah juga berfirman, “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka. Tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” [QS. Al-Maidah (5): 72]
Sebab-sebab Syirik
Ada tiga sebab fundamental munculnya prilaku syirik, yaitu al-jahlu (kebodohan), dha’ful iiman (lemahnya iman), dan taqliid (ikut-ikutan secara membabi-buta).
Al-jahlu sebab pertama perbuatan syirik. Karenanya masyarakat sebelum datangnya Islam disebut dengan masyarakat jahiliyah. Sebab, mereka tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Dalam kondisi yang penuh dengan kebodohan itu, orang-orang cendrung berbuat syirik. Karenanya semakin jahiliyah suatu kaum, bisa dipastikan kecendrungan berbuat syirik semakin kuat. Dan biasanya di tengah masyarakat jahiliyah para dukun selalu menjadi rujukan utama. Mengapa? Sebab mereka bodoh, dan dengan kobodohannya mereka tidak tahu bagaimana seharusnya mengatasi berbagai persoalan yang mereka hadapi. Ujung-ujungnya para dukun sebagai narasumber yang sangat mereka agungkan.
Penyebab kedua perbuatan syirik adalah dha’ful iimaan (lemahnya iman). Seorang yang imannya lemah cendrung berbuat maksiat. Sebab, rasa takut kepada Allah tidak kuat. Lemahnya rasa takut kepada Allah ini akan dimanfaatkan oleh hawa nafsu untuk menguasai diri seseorang. Ketika seseorang dibimbing oleh hawa nafsunya, maka tidak mustahil ia akan jatuh ke dalam perbuatan-perbuatan syirik seperti memohon kepada pohonan besar karena ingin segera kaya, datang ke kuburan para wali untuk minta pertolongan agar ia dipilih jadi presiden, atau selalu merujuk kepada para dukun untuk suapaya penampilannya tetap memikat hati orang banyak.
Taqliid sebab yang ketiga. Al-Qur’an selalu menggambarkan bahwa orang-orang yang menyekutukan Allah selalu memberi alasan mereka melakukan itu karena mengikuti jejak nenek moyang mereka. Allah berfirman, “Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, ‘Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya.’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji.’ Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” [QS. Al-A'raf (7): 28]
Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah.” Mereka menjawab, “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami.” “(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?” [QS. Al-Baqarah (2): 170]
Apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul.” Mereka menjawab, “Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya.” Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?” [QS. Al-Maidah (5): 104]
Contoh syirik ada banyak. Di antaranya, pertama, menyembah patung atau berhala (al-ashnaam). Allah swt. menyebutnya dalam ayat berikut ini.
Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah, maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta. [QS. Al Hajj (22): 30]
Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya, “Wahai Bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun?” [QS. Maryam (19): 42]
Menyembah matahari adalah bentuk syirik yang kedua. Allah menolak orang-orang yang menyebah matahari, bulan, dan atau bintang.



vContoh-contoh syirik besar;

  1.DUKUN
contoh syirik

Dukun adalah orang yang mendakwakan diri tahu ilmu ghaib seperti memberitahukan apa yang akan terjadi di bumi dengan bersandar kepada sebab. Itu asalnya adalah mencuri dengar dari permbicaraan malaikat, lalu disampaikan ke kuping dukun/ kahin. Lafal kahin (dukun) digunakan untuk tukang ramal (‘arrof), yang menebak dengan kerikil, munajjim (ahli nujum– perbintangan/ astrolog), dan digunakan untuk orang yang melaksanakan perkara lain dan upaya memenuhi hajat-hajatnya..
Dalam Kitab al-Muhkam dikatakan: Dukun adalah orang yang memutuskan perkara dengan hal ghaib.
Dalam kitab Al-Jami’ dikatakan: Orang Arab menamakan setiap orang yang menyiarkan sesuatu sebelum kejadiannya adalah kahin/ dukun.
Al-Khotthobi berkata, para dukun adalah kaum yang memiliki perasaan tajam, jiwa yang jahat, dan tempramen berapi-api, lalu mereka dijinakkan syetan karena apa yang ada di antara mereka yaitu mengait-ngaitkan aneka perkara, dan syetan membantu mereka dengan segala apa yang membuat kemampuan para dukun itu sampai padanya.

Ancaman Allah dan Rasul-Nya terhadap Dukun dan yang Minta Didukuni

وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ وَإِنْ يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ(17)وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ(18)
017. “Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.018. Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-An-am [6] : 17-18)
Hadis-hadis Nabi s.a.w :
عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ { أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم نَهَى عَنْ ثَمَنِ الْكَلْبِ , وَمَهْرِ الْبَغِيِّ , وَحُلْوَانِ الْكَاهِنِ. (متفق عليه).
“ Bahwa Rasulullah saw melarang pemanfaatan jual beli anjing, mahar perzinaan/ pelacuran dan upah dukun”. (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshari).
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً.(رواه مسلم وأحمد).
“ Orang yang mendatangi tukang ramal (paranormal) kemudian ia bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka shalatnya tidak akan diterima selama 40 malam”. (Hadist Riwayat Imam Muslim dan Imam Ahmad dari sebagian isteri Nabi [Hafshah]).
مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُول فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ (رواه أحمد والحاكم).
“ orang yang mendatangi dukun atau tukang ramal, kemudian membenarkan apa yang dikatakannya maka orang tersebut telah kufur terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad saw”. (HR. Imam Ahmad dan al- Hakim dari Abu Hurairah).
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ أَتَى حَائِضًا أَوِ امْرَأَةً فِى دُبُرِهَا أَوْ كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ ». (رواه أحمد والترمذي وأبو داود وابن ماجة). مشكاة المصابيح - (ج 1 / ص 120) 551 - [ 7 ] ( صحيح )

“ Orang yang mendatangi (menyetubuhi) wanita yang sedang haidh, atau menjima’ istrinya dari duburnya, atau mendatangi dukun lalu membenarkan apa yang dikatakannya maka sesungguhnya orang tersebut telah ingkar (kafir) terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad saw”. (HR. Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Abu Daud dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Misykatul mashabih nomor 551).






2.MENYEMBAH BERHALA
contoh syirik


                Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Ingatlah, hanya kepunyaan Allahlah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar." (Az-Zumar: 3).

Penyembah jin

            Mengenai musyrikin yang menyembah berhala dan disebut menyembah jin itu dijelaskan pula oleh Ibnu Katsir, yaitu menyembah syetan. Karena, syetan lah yang membujuk rayu untuk menyembah berhala itu, jadi sebenarnya syetan-lah yang mereka sembah. Berikut ini penjelasan Ibnu Katsir.

            Allah Ta'ala mengabarkan bahwa Dia menegur dengan keras orang-orang musyrikin pada hari Qiyamat di hadapan segenap makhluk. Lalu Dia bertanya kepada para malaikat yang dulu oleh orang-orang musyrikin dianggap sebagai sekutu-sekutu dan berhala-berhala yang disembah dalam bentuk-bentuk malaikat. (Mereka menyembah berhala dianggap sebagai bentuk gambaran malaikat) itu agar berhala-berhala tersebut mendekatkan diri mereka (musyrikin penyembahnya) kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. Maka Allah bertanya kepada para malaikat: "Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?" Artinya: Apakah kamu memerintah mereka untuk menyembahmu? Sebagaimana Allah berfirman dalam Surat Al-Furqan:
            "Apakah kamu yang menyesatkan hamba-hambaKu itu, atau mereka sendiri-kah yang sesat dari jalan (yang benar)?" (Al-Furqan: 17).

3.SIHIR
contoh syirik


Sihir Dalam Pandangan Al-Qur'an Dan As-Sunnah : Pendapat Para Ulama
           
            [1]. Al-Khaththabi rahimahullah berkata: "Sekelompok orang dari kalangan ahli ilmu tabi'at sihir, telah mengingkari adanya sihir dan menafikan hakikatnya. Hal itu dapat dijawab, bahwa sihir itu sudah jelas ada dan hakikatnya pun nyata. Mayoritas umat dari bangsa Arab, Persia, India dan sebagian bangsa Romawi telah menyepakati keberadaan sihir. Mereka itu adalah penduduk bumi yang paling utama dan paling banyak ilmu, serta hikmah. Allah Ta'ala berfirman:

            "Artinya : Mereka mengajarkan sihir kepada manusia".[Al-Baqarah : 102]

Dan Allah pun memerintahkan agar berlindung darinya, dimana Dia berfirman:
            "Artinya : Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul". [Al-Falaq : 4]

            Mengenai hal tersebut, telah diriwayatkan beberapa hadits dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam yang tidak mungkin diingkari kecuali oleh orang yang mengingkari hal yang jelas dan pasti.

4.JIMAT
contoh syirik


Jimat merupakan hal yang tidak asing lagi bagi kita, karena tersebar beragam jenisnya. Bahkan, jimat tersebut sudah menjadi “komoditi dagang” yang laris diperjualbelikan seperti halnya mantra-mantra, rajah-rajah, batu akik pelancar rezki, sabuk bertuah, liontin ajaib, kain dan semacamnya. Kini benda-benda itu bukan lagi sekedar benda mati, tapi telah “naik kelas”, karena diyakini bisa memberikan perlindungan atau kekebalan, mendatangkan rezeki, ataukah pemikat lawan jenis. Namun yang jadi pertanyaan, bagaimana hal ini jika ditimbang oleh syari’at, adakah ia dalam islam?
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- telah menyempurnakan agama ini sebagaimana yang Allah nyatakan dalam firman-Nya:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusenpurnakan bagi kalian agama kalian dan telah Kucukupkan nikmatKu kepada kalian dan telah Kurhidhoi Islam sebagai agama bagi kalian.” (QS. Al-Maidah: 3)
Al-Imam Abul Fida` Ibnu Katsir -rahimahullah- berkata, “Ini adalah karunia Allah -Ta’ala- yang paling besar terhadap umat ini, di saat Allah telah menyempurnakan agama bagi mereka, maka mereka pun tidak butuh lagi kepada agama yang lain dan tidak kepada nabi yang lain selain Nabi mereka -Shollallahu ‘alaihi wasallam-. Oleh karena itu, Allah menjadikan beliau sebagai penutup para nabi. Dia telah mengutus beliau kepada bangsa manusia dan jin. Jadi, tidak ada perkara yang halal, selain yang beliau halalkan dan tidak ada perkara yang haram selain yang dia haramkan, serta tidak ada ajaran agama selain yang dia syariatkan. [Lihat Tafsir Ibnu Katsir (2/14) cet. Darul Ma’rifah]
Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
مَا بَقِيَ شَيْئٌ يُقََرِّبُ مِنَ الْجَنَّةِ وَيُبَاعِدُ مِنَ النَّارِ إِلاَّ وَقَدْ بُيِّنَ لَكُمْ
“Tiada suatu perkara yang mendekatkan kepada surga dan menjauhkan dari neraka melainkan telah dijelaskan kepada kalian.” (HR. Ath-Thabranydalam Al-Kabir (1647), di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (1803), dan Syaikh Ali bin Hasan Al-Atsariy dalam ‘Ilmu Ushul Al-Bida’ (hal.19)]
Jadi, segala perkara kebaikan yang bisa mengantarkan seseorang meraih surga telah dijelaskan dan dituntunkan dalam syari’at. Demikian pula sebaliknya, segala perkara yang jelek bila menjerumuskan seseorang ke dalam neraka, telah dijelaskan dalam syari’at.
Seandainya jimat ini adalah perkara disyari’atkan, tentunya kita akan mendapatkan tuntunannya dalam syari’at dan pastilah Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam-, para sahabat -radhiyallahu ‘anhum-, dan imam-imam setelahnya adalah orang yang pertama kali mengejakannya. Namun, jika kita tidak dapatkan hal tersebut dikerjakan oleh mereka, maka hal tersebut bukanlah perkara yang baik, bahkan termasuk kepada hal-hal yang diada-adakan di dalam syari’at yang telah sempurna ini, yang Allah -Subhanahu wa Ta’ala- dan Rasul-Nya berlepas diri dari hal-hal tersebut.


5. MENYEMBAH SELAIN ALLAH SWT
contoh syirik


Islam datang menyeru manusia untuk menyembah Allah semata, dan meninggalkan penyembahan kepada selain Allah, baik itu kepada wali atau orang-orang shaleh lainnya. Dalam bentuk patung, gambar, kuburan atau lainnya yang merupakan fenomena fisik penyebab timbulnya kesyirikan.
Dakwah semacam ini telah ada sejak lama, yakni sejak Allah mengutus para rasul untuk memberi petunjuk kepada manusia. Allah berfirman:
"Dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah thaghut (segala yang disembah selain Allah dengan secara sukarela)." (An Nahl: 36)
 Masalah penyembahan patung-patung ini telah disebutkan kisahnya dalam surat Nuh. Dalil dan bukti yang paling kuat bahwa patung-patung itu merupakan personifikasi dari orang-orang shaleh, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Bukhari dari Ibnu Abbas tentang firman Allah Ta'ala:
 " Dan mereka berkata: "Janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (pe-nyembahan) tuhan-tuhan kamu dan janganlah pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa', Yagh
uts, Ya'uq dan Nasr." (Nuh: 23-24)

6.MEMINTA TOLONG SELAIN KEPADA ALLAH
contoh syirik


Syaikh Ibnu ‘Athaillah mengatakan :
“Janganlah pohonkan niat dan kepentinganmu kepada selain Allah. Sedangkan Allah Dzat Yang Maha Mulia tidak dapat dicapai hanya dengan angan-angan.”
Tidak kurang daripada 17 kali sehari dan semalam kita membaca surah al-Fatihah, yang salah satu ayatnya berbunyi :
Terjemahan : “Hanya kepada Engkau kami menyembah dan kepada Engkau kami mohon pertolongan.” (Surah al-Fatihah : 5)
Firman Allah di atas tentulah tidak ada maknanya kalau hanya sekadar dibaca dan dihafal sahaja, tetapi ia hendaklah kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan demikian amatlah tidak sesuai dengan apa yang kita ucapkan, apabila dalam menghadapi suatu keadaan dan keperluan, kita meminta pertolongan kepada selain daripada Allah Ta’ala
Allah Yang Maha Kaya dan Maha Pemurah, tidak pernah berkurangan dan tidak pula akan murka kepada hamba-Nya yang suka meminta kepada-Nya. Malahan Allah mencurahkan segala kasih dan sayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang suka bermohon kepada-Nya.
Salah seorang penyair mengungkapkan sebagai berikut :
“Janganlah engkau memohonkan hajatmu kepada Bani Adam, tetapi bermohonlah kepada Allah yang pintu-Nya tidak pernah tertutup. Allah amat murka jika engkau meninggalkan permohonan kepada-Nya, sedangkan Bani Adam akan marah jika engkau sering meminta kepadanya.”


7. MENYEMBELIH BUKAN KARENA ALLAH SWT
contoh syirik


           Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah : Sesungguhnya sholatku, nusuk/sembelihanku, hidup dan matiku, semuanya adalah kupersembahkan demi Allah Rabb seru sekalian alam.” (QS. al-An’aam : 162)
Makna kata ‘nusuk’
            Syaikh Abdullah bin Shalih al-Fauzan berkata : wa nusuki maknanya “Seluruh rangkaian ibadahku atau sembelihanku…” (Hushul al-Ma’mul, hal. 99). Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di berkata : ‘wa nusuki’ maknanya adalah sembelihanku… (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 282). Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri berkata : “Makna ‘wa nusuki’ adalah : sembelihanku yang kutujukan untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’ala.” (Aisar at-Tafasir, Maktabah Syamilah).             Mujahid berkata : “Nusuk adalah sembelihan di saat ibadah haji dan umrah.” ats-Tsauri membawakan perkataan as-Suddi dari Sa’id bin Jubair bahwa makna ‘nusuki’ adalah : sembelihanku. Demikian pula penafsiran adh-Dhahhaak (lihat Fath al-Majid, cet Darul Hadits, hal. 137). Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyah berkata : “Nusuk adalah sembelihan…” (lihat Fath al-Majid, cet Darul Hadits, hal. 138). Syaikh Shalih Alusy-Syaikh berkata : “Nusuk adalah sembelihan atau kurban, yaitu melakukan taqarrub (pendekatkan diri) dengan cara (mengalirkan) darah.” (at-Tamhid, hal. 143)
Masuk neraka gara-gara seekor lalat
            Dari Thariq bin Syihab, (beliau menceritakan) bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Ada seorang lelaki yang masuk surga gara-gara seekor lalat dan ada pula lelaki lain yang masuk neraka gara-gara lalat.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi wahai Rasulullah ?” Beliau menjawab, “Ada dua orang lelaki yang melewati daerah suatu kaum yang memiliki arca.
            Tidak ada seorangpun yang diperbolehkan melewati daerah itu melainkan dia harus berkorban sesuatu untuk arca tersebut. Mereka pun mengatakan kepada salah satu di antara dua lelaki itu, “Berkorbanlah.” Maka dia menjawab, “Aku tidak punya apa-apa untuk dikorbankan.” Maka mereka mengatakan, “berkorbanlah, walaupun hanya dengan seekor lalat.” Maka dia pun berkorban dengan seekor lalat, sehingga mereka pun memperbolehkan dia untuk lewat dan meneruskan perjalanan. Karena sebab itulah dia masuk neraka. Dan mereka juga mengatakan kepada orang yang satunya, “Berkorbanlah.” Dia menjawab, “Tidak pantas bagiku berkorban untuk sesuatu selain Allah ‘azza wa jalla.” Maka mereka pun memenggal lehernya, dan karena itulah dia masuk surga.” (HR. Ahmad di dalam az-Zuhd (15,16), Abu Nu’aim dalam al-Hilyah (1/203) dari Thariq bin Syihab dari Salman al-Farisi radhiyallahu’anhu secara mauquf dengan sanad shahih, dinukil dari al-Jadiid, hal. 109)

8.MENDUSTAKAN ALLAH SWT
contoh syirik

Orang-orang yang mendustakan dan menyombongkan dirinya di hadapan ayat-ayat Allah tidak mungkin bisa masuk ke surganya Allah swt. Ketidakmungkinan itu dinyatakan Allah swt dengan ungkapan, ‘…hingga unta bisa masuk ke lubang jarum”. Allah swt berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan pintu-pintu langit (ampunan) dan mereka tidak (pula) masuk surga, hingga unta mauk ke lobang jarum. Demikianlah Kami membalas orang-orang yang berbuat kejahatan.”[al-A’raaf:40]
Ayat sebelumnya menjelaskan bahwa, orang-orang yang mendustakan dan menyombongkan diri di hadapan ayat-ayat Allah swt, akan menjadi penghuni neraka dan kekal di dalamnya. Allah swt berfirman:
وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”[al-A’raaf:36]
Pada hakekatnya, orang yang menolak aturan-aturan Allah dan menggantinya dengan hukum-hukum positif buatan barat adalah orang yang mendustakan dan menyombongkan dirinya di hadapan ayat-ayat Allah. Orang-orang semacam ini tidak mungkin bisa masuk surganya Allah, sebagaimana tidak mungkinnya unta masuk ke lubang jarum.
Akan tetapi, hukum yang sudah sangat jelas ini sering dikesampingkan oleh sebagian kaum muslim. Diantara mereka –terutama para penguasa muslim—mempropagandakan paham sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Terhadap hukum-hukum publik Islam mereka menyatakan:”Hukum ini telah ketinggalan jaman dan tidak layak diterapkan untuk peradaban modern.” Bahkan tidak sedikit diantara mereka menyatakan bahwa syari’at Islam tidak perlu diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan negara, dan ungkapan-ungkapan yang lainnya.
Padahal, ungkapan-ungkapan semacam ini merupakan bentuk pendustaan dan kesombongan terhadap hukum-hukum Allah swt. Bukankah hukum Allah swt yang paling baik? Atas dasar apa ia merendahkan hukum Allah swt? Allah swt berfirman artinya:
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Apakah hukum jahiliyyah yang mereka kehendaki, dan hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin.”[al-Maidah:50]
Hukum Allah adalah hukum terbaik. Tidak ada satupun hukum yang bisa melebihi hukum Allah. Lalu, apa pantas kita membuat dan memproduk hukum menurut hawa nafsu dan akal kita, dan mengesampingkan hukum terbaik (hukum Allah). Ironisnya lagi, sebagian besar manusia masih saja berani menyatakan bahwa hukum dan peradaban mereka adalah terbaik dan adiluhung, sedangkan hukum Allah adalah hukum usang dan ketinggalan zaman. Sungguh, ini adalah kesombongan dan pendustaan yang sangat nyata.


  Sekian untuk malam ini semoga artikel Bahaya Syirik ini dapat bermanfaatAamiinn  Dan tetaplah berjalan dijalan yang diridhoi alloh SWT. 
wassalamu'alaikum Wr Wb


Blog Ping Seach Box Free Automatic Backlink Submit Your Site To The Web's Top 50 Search Engines for Free! Sonic Run: Internet Search Engine Active Search Results